Hal yang cukup sulit saat kita mencoba survive dalam bencana, seperti wabah corona saat ini adalah memahamkan anak-anak tentang apa dan bagaimana. Untuk anak usia sekolah dasar mungkin sedikit banyak mereka bisa faham dengan mudah. Sehingga bisa diarahkan untuk just stay at home, tidak merengek-rengek minta go around. Tapi pasti akan beda cerita kalau yang harus stay at home adalah anak usia dini. Mereka biasa bergerak aktif, berlari, melompat, memanjat, berenang, bermain bola dan banyak lagi aktifitas fisik yang bisa menuntaskan haus geraknya. Sekarang tiba-tiba harus diam di dalam rumah, tidak bertemu teman-teman dan tidak bisa bermain di ruang terbuka.
Sebelum orang tua menyusun seabrek jadwal kegiatan untuk mereka di rumah, termasuk memenuhi tugas dari guru playgroupnya, ada baiknya ayah dan bunda memperkenalkan terlebih dahulu kepada anak tentang apa itu wabah corona dan mengapa kita perlu melakukan upaya pencegahan agar tidak tertular.
Ibu bisa menggunakan gambar ini untuk memulai cerita kepada anak. Rangkai cerita dengan bahasa yang sederhana dan menyenangkan, tujuannya agar anak betah menyimak. Gunakan pula intonasi dan gestur yang ekspresif untuk menarik perhatian anak. Bila ibu terbiasa dengan cara mengobrol, lakukan saja seperti sedang bercakap-cakap.
------------------------------------------------------------------------------------------------
credit to: www.mindheart.co |
Do and don’t
1. Do it, please!
Karena ukuran virus ini sangat renik sehingga tidak bisa terlihat oleh mata, praktis kita bisa tertular kapan saja di mana saja tanpa pernah kita sadari. Untuk itulah berikut ini beberapa kebiasan baik yang bisa diterapkan kepada anak usia dini sebagai edukasi preventif terhadap kasus-kasus infeksius, bukan hanya corona tapi juga semua penyakit infeksi yang disebabkan virus dan bakteri.
a. Menjaga kebersihan
Untuk menjaga agar tubuh tetap bersih usahakan tetap mandi ya. Jangan lupa pula mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Selain itu kita juga harus rajin mencuci kaki. Kenapa? karena kaki kita menginjak benda-benda yang berarti juga bersentuhan dengan banyak permukaan. Saat kaki menginjak lantai, bisa saja kuman akan ikut menempel dan hinggap di tempat baru di dalam rumah kita.
Segera mengganti pakaian setelah bepergian, rajin berkumur dan tak lupa menggunakan hand sanitizer jika kita terpaksa menyentuh benda-benda di fasilitas umum.
b. Makan makanan bergizi
Makanan bergizi tak harus mahal. Yang terpenting kandungan gizi sesuai dengan "isi piringku", mencukupi kebutuhan kalori dan tak lupa pula konsumsi serat dan buah-buahan juga perbanyak minum air putih.
c. Stay at home but stay move!
Di rumahkannya anak-anak tujuannya adalah untuk menjaga agar mereka tidak masuk dalam rantai penularan suspect maupun carrier. Tapi bukan berarti juga harus duduk diam, ya kan?
Fitrah anak-anak memang suka bergerak. Melakukan self quarantine sebaiknya tidak mengabaikan kebutuhan bergeraknya si kecil. Orang tua tetap bisa mengajak si kecil bermain di dalam rumah dengan permainan yang dia sukai.
Baca juga tulisan sahabat saya tentang
bagaimana seharusnya persepsi kita dalam
menghadapi wabah corona ini, di:
d. Berjemur pagi
Matahari pagi dipercaya kaya akan vitamin D yang selain menguatkan tulang, juga membantu menjaga imunitas tubuh.
e. Menerapkan etika batuk dan bersin
Ayah bunda bisa mulai dengan memberikan contoh bagaimana seharusnya jika kita batuk dan bersin di tempat umum terutama. menutup mulut dan hidung dengan masker atau lengan baju, lalu tidak lupa membuang masker di tempat sampah agar tidak bisa dijangkai lagi oleh orang yang sehat. Tujuannya agar kita tidak menulari orang lain dan juga tidak mudah tertular.
f. Mengikuti arahan orang tua.
Anak-anak pasti senang sekali berada di rumah bersama ayah bunda, tapi perlu diingatkan agar anak tidak berinteraksi dengan sembarangan orang, siapapun.
g. Berdoa kepada Allah
Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga, tapi bagaimana dengan mereka yang senantiasa berjuang di garis depan melawan wabah corona, dokter dan perawat misalnya. Maka, kita juga perlu mengajak anak-anak untuk mendoakan kebaikan agar keadaan ini tidak berlarut-larut
2. Don't do it, please!
Selain hal-hal di atas, ada juga beberapa point yang perlu kita sampaikan kepada anak-anak. Diantaranya:
a. Tidak berkunjung ke tempat umum.
Taman, playground, perpustakaan, toko buku, supermarket mungkin adalah salah satu tempat favorit yang paling sering dikunjungi keluarga sebelum adanya wabah ini. Tapi karena kita sedang dihimbau untuk tidak mendatangi keramaian, maka sebaiknya tahan dulu keinginan anak-anak untuk mendatangi fasilitas umum itu ya. Jika sangat terpaksa harus mendatangi tempat umum, sebaiknya baca dulu infografis dari RSUD Dr.Moewardi ini.
b. Terlalu banyak tidur, menonton televisi atau bermain gadget selama libur sekolah.
Tetaplah bergerak, bermain apa saja asalkan tetap di dalam rumah, membuat sesuatu, membaca buku, bermain air atau bermain dengan kakak/adik. Terlalu lama bermain gadget tidak baik untuk kesehatan, tubuh cepat lelah dan kurang gerak akibatnya jadi mudah sakit.
c. Jika terasa tubuh sedang tidak dalam keadaan sehat, maka sebaiknya kita tetap tinggal di dalam rumah dan tidak berinteraksi dengan orang lain terlebih dahulu smapai keadaan membaik.
Saya dan banyak orang tua lain tentu berharap semuanya akan kembali seperti sedia kala. Maka berarti kita pun perlu memberikan kontribusi untuk mencegah wabah ini semakin meluas. Tak hanya tenaga kesehatan yang perlu berjuang, kita juga bisa berjuang dari rumah dengan menjaga anak-anak tetap di dalam rumah menjalani social distancing. Dan jangan lupa, tetap bahagia.
Salam,
Hasiah Zen
Salam,
Hasiah Zen