Rasulullah Pembela Kaum Disabilitas

December 10, 2020

Sikap Rasulullah Terhadap Hak-hak Kaum Difabel


Rasulullah Muhammad SAW lebih dari sekedar inspirator. Bisa dikatakan, beliau adalah sosok pembela hak-hak kaum difabel. Bahkan lebih 1400 tahun yang lalu, beliau selalu berada di garis terdepan untuk memastikan bahwa orang-orang yang memiliki keterbatasan dipenuhi hak kebutuhannya.

Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam berusaha untuk mengubah cara pandang masyarakat terhadap kaum difabel dengan mengajarkan bahwa tak seharusnya ada stigma atau sikap negatif bagi mereka yang berkebutuhan khusus.

Beliau menekankan bahwa disabilitas tidak mempengaruhi kesempurnaan mereka dimata Allah selama mereka memiliki iman yang kokoh. Nabi juga mengajarkan bahwa tak seperti kepercayaan banyak orang, disabilitas bukanlah hukuman dari Allah tetapi merupakan pengampunan atas dosa-dosa yang telah mereka lakukan.
 
 
dokpri: 2017, menjadi host dalam acara Keluarga Tangguh.
Inframe bersama  mas Fajar Abdurrahman Al-Hafizh penghafal 30 juz Al-Quran.
ABK CP dengan MMR (Mental and Motor Retardation)
 

Seperti sabda beliau, “Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa.” (HR. Bukhari)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam juga mengangkat harkat dan martabat kaum difabel dan menghapus kesedihan ataupun penderitaan yang mereka alami. Beliau selalu mengingatkan bahwa sesungguhnnya Allah tidak melihat tubuh dan rupa manusia, melainkan melihat hati mereka. Rasulullah benar-benar hadir sebagai penyejuk mereka yang memiliki keterbatasan, dan meningkatkan kepercayaan diri mereka. Tak lupa, Nabi juga melindungi hak asasi kaum difabel dan menghapuskan diskriminasi berlandaskan disabilitas, yang lazim sebelum datangnya Islam.

Dalam salah satu riwayat diceritakan, bahwa Nabi pernah menunjuk salah satu sahabat yang bernama Abdullah Bin Ummi Maktum, seorang tuna netra sebagai muadzin. Abdullah bin Ummi Maktum seorang tuna-netra yang bergabung bersama orang-orang yang telah memeluk Islam dan dekat dengan Rasululllah. Meski matanya tak mampu melihat, ia diberi nikmat besar yang dikaruniakan Allah kepadanya. Ia memiliki naluri yang sangat peka untuk mengetahui waktu.
 
 

 
 
Jika menjelang fajar, berbekal tongkat ia keluar dari rumahnya, menuju masjid dan mengumandangkan azan di masjid Rasul. Bersama Bilal bin Rabah, Abdullah selalu bergantian mengumandangkan azan. Bahkan pernah Rasulullah meminta Abdullah untuk memimpin kota Madinah saat Nabi berada di luar kota. Beliau memberikan kepercayaan yang luar biasa kepada kaum difabel.

Baginya, keterbatasan Abdullah bukanlah hambatan dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Ia ingin mengajarkan bahwa mereka yang berkebutuhan khusus tak sepatutnya direndahkan karena dibalik kekurangan mereka pasti tersimpan potensi untuk berkontribusi dan bermanfaat untuk orang-orang disekitarnya.
 

Dokpri: Kak Ama, pejuang CP yang memiliki hambatan dalam bicara dan bergerak. 
Mampu menghafal AlQuran dan beliau juga adalah seorang penulis.

Memuliakan Julaibib


Ada kisah menarik tentang persahabatan Rasulullah Shallahau ‘Alaihi Wassallam dengan pria bernama Julaibib. Sahabat satu ini dijauhi oleh orang-orang disekitarnya karena memiliki tubuh yang pendek (tidak tumbuh normal) nan tak menawan. Karena fisiknya yang kurang menarik, masyarakat Kota Madinah kurang senang dengan keberadaannya di kota tersebut. Selepas peristiwa Hijrah, baginda Rasulullah menjadikan ia seorang teman, merawat, dan mengangkat martabatnya.

Dalam sebuah hadits diriwayatkan: “Sesungguhnya Julaibib ini sebahagian daripada aku dan aku ini sebahagian daripada dia.” Rasulullah bahkan melamarkan seorang gadis cantik untuk Julaibib. Dari Anas bin Malik menuturkan, “Ada seorang sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam yang bernama Julaibib dengan wajahnya yang kurang tampan. Rasulullah menawarkan pernikahan untuknya. Dia berkata, “Kalau begitu aku orang yang tidak laku?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam menjawab, “Engkau di sisi Allah orang yang laku.” (HR Ya’la)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun menikahkannya dengan Julaibib, serta mendoakannya,

اَللّهُمَّ صُبَّ عَلَيْهِمَا الْخَيْرَ صَبًّا وَلَا تَجْعَلْ عَيْشَهُمَا كَدًّا كَدًّا

“Ya Allah! Limpahkan kepada keduanya kebaikan, dan jangan jadikan kehidupan mereka susah.”

dokpri: Teman-teman tuli sedang membaca puisi dalam bahasa isyarat

 
Sikap Rasulullah merupakan gambaran nyata tentang bagaimana prinsip inklusi atau kesetaraan bagi kaum difabel harus diterapkan. Beliau melakukan advokasi, tindakan nyata dalam rangka mendidik umatnya mengenai pentingnya menerima, menyejahterakan, dan memberdayakan kaum difabel.

Keteladanan lain yang diajarkan oleh Rasulullah adalah melarang umatnya untuk merendahkan atau mentertawakan mereka yang lahir tak sempurna.

Suatu hari, sahabat Abdullah Ibn Mas’ud (salah seorang sahabat yang diriwayatkan memiliki sebelah kaki yang tidak sempurna), yang juga merupakan orang yang paling pandai dalam menafsirkan al Quran, memanjat sebuah pohon. Seketika angin terhembus sehingga kaki Abdullah terlihat.
 
"Kita semua punya potensi yang sama untuk menjadi difabel, entah karena sakit atau kecelakaan.
Maka pandanglah teman-teman difabel dengan setara, kita tak pernah tahu mungkin besok kita menjadi bagian dari mereka. "
(Kang Aden, Pegiat Disabilitas)


Beberapa sahabat yang melihat tertawa. Namun Nabi menegur mereka dengan berkata, “Apa yang membuat kalian tertawa? Ketahuilah bahwa di hari pembalasan kedua kaki Ibn Mas’ud akan lebih berat di timbangan daripada Gunung Uhud.”

Dengan cara ini, Rasulullah mengingatkan ummatnya agar tidak menertawakan kaum difabel, terutama terkait dengan penampilan fisik mereka.

Nabi Muhammad bahkan sangat memahami kebutuhan mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Sebagai contoh, bagi mereka yang tak mampu menunaikan shalat sambil berdiri, diperbolehkan untuk melaksanakannya dengan duduk, dan seandainya mereka masih tak mampu, Rasulullah memperbolehkan mereka untuk shalat sambil berbaring. Ia juga bersabda bahwa yang membaca al Quran dengan terbata-bata, ia akan mendapatkan dua pahala.

 
"Jangan mentertawakan mereka! Mereka sudah dijamin syurga,  kita belum."
(Ust. Omar Mita)

 
Apa yang telah dilakukan oleh Baginda Nabi seharusnya menjadi bahan renungan untuk kita semua. Hari ini orang-orang cacat sering dijadikan bahan cemoohan. Mereka terpinggirkan, diabaikan, bahkan seringkali dianggap sebagai sekelompok masyarakat yang lemah dan tidak berdaya.

Rasulullah telah menjadi sumber inspirasi bagi saya dan kaum difabel di seluruh dunia. Beliau mengajak umat manusia untuk selalu peduli terhadap orang lain dengan menjanjikan bahwa siapa pun yang mampu mengatasi segala macam kesulitan yang orang hadapi di dunia ini, Allah akan menghapus kesulitan nya di akhirat nanti.
 
Selamat merayakan bulan disabilitas.
 
Desember 2020.
Salam hangat,
Hasiah Zen
 
 
 
 

You Might Also Like

0 Comments

Social Media

Member of

Pasukan Blogger @JoeraganArtikel

KEB ( Komunitas Emak Blogger)

Mom Influencer Indonesia

IIDN (Ibu Ibu Doyan Nulis)

Popular Posts