Telur Oranye

January 15, 2022



Ini adalah jurnal ketiga saya dalam perjalanan bunda cekatan. Agak keteteran sebetulnya mengerjakan si telur orange, karena pekan ini agenda tak terduga cukup padat. Menyiapkan materi untuk pelatihan, mengisi pelatihan fotografi, menyiapkan seleh komponen di regional, dll. Tapi tidak apa-apa, semuanya adalah tantangan bagi saya untuk terus tumbuh. Yang terpenting, saya tetap bisa menikmati setiap prosesnya dengan bahagia.

Di telur merah kemarin saya mengisi 3 telur dengan: Personal deep talk, komunikasi efektif dan penguasaan tombol Q pada kamera mirrorless. Ini agak jauh nyambungnya, karena yang 2 poin adalah mengenai "bicara", smeentara 1 poin ada di sisi visual. Tapi keduanya bagi saya berhubungan erat dan salng mendukung.

Setelah saya pikir kembali, saya adalah orang dengan modalitas visual yang tinggi. Sementara kebutuhan komunikasi yang saya maksudkan pada poin 1 dan 2 adalah agar teman belajar di kelas fotografi yang saya pegang dapat dengan mudah menerima teori fotografi yang saya sampaikan. Padahal, fotografi adalah hampir 80% tentang ilmu cara melihat. Saya mencoba menarik benang merah dimana ketiga poin ini akan bertemu.

Menyampaikan konsep fotografi seharusnya akan lebih mudah melalui hasil visual daripada dengan kata-kata. Bukan berarti kata-kata atau komunikasi di sini menjadi tidak penting, bukan. Melainkan, hasil visual bisa bercerita lebih kaya daripada ilmu teori. Karena itulah saya memilih satu telur merah untuk digali lebih dalam, yaitu penguasaan tombol Q pada kamera mirrorless.



Ada beberapa hal yang saya bold dalam fitur-fitur di tombol Q, dan tentu saja ilmu yang lebih spesifik membutuhkan guru yang spesifik mendalami ilmu tersebut. Maka saya perlu membuat list nama-nama praktisi fotografi yang dapat mensupport saya untuk belajar lebih dalam, baik melalui workshop daring maupun luring, ataupun belajar lewat akun instagram dan youtube yang kredibel. 

Adanya kelas fotografi yang saya kelola adalah wahana yang tepat untuk saya menerapkan ilmu-ilmu yang saya pelajari. Karena dalam piramida belajar, learning by teaching memegang 90% peran dalam memaksimalkan proses pembelajaran. 



Dan yang terakhir, inilah 3 ilmu yang perlu saya asah terkait fitur-fitur di dalam tombol Q. Yaitu bagaimana membuat karya SOOC yang efektif, pengenalan film simulation dan terapannya sesuai konsep foto, serta belajar lebih dalam tentang food dan product styling.



Doakan saya ya teman-teman.



You Might Also Like

0 Comments

Social Media

Member of

Pasukan Blogger @JoeraganArtikel

KEB ( Komunitas Emak Blogger)

Mom Influencer Indonesia

IIDN (Ibu Ibu Doyan Nulis)

Popular Posts